Jumat, 10 Mei 2013

KONSEP TUMBUH KEMBANG

haerulanwar17.blogspot.com

KONSEP TUMBUH KEMBANG PIAGET

Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memeberikan pelayanan dari mulai manusia sebelum lahir sampai dengan meninggal, dalam merawat kasus yang samapun tindakan yang diberikan akan sangat berdeda karena setiap orang adalah unik, sehingga seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang.
Tumbuh kembang merupakan hasil dari 2 faktor yang berinteraksi yaituKonsep tumbuh kembang
  1. faktor herediter
  2. faktor lingkungan.
Manusia dalam tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh kondisi:
  1. fisik
  2. kogniti
  3. psikologis
  4. moral
  5. spiritual
Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus menerus.
Prinsip tumbuh kembang
  1. tumbuh kembang terus menerus dan komplek
  2. tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat diprediksi
  3. tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi
  4. setiap aspek tumbuh kembang berbeda dalah setiap tahapnya dan dapat dimodifikasi
  5. tahapan tumbang spesifik untuk setiap orang
Prinsip Perkembangan dari Kozier dan Erb
  1. manusia tumbuh secara terus menerus
  2. manusia mengikuti bentuk yang sama dalam pertumbuhan dan perkembangan
  3. manusia berkembang menyebabkan dia mendapatkan proses pembelajaran dan kematangan
  4. masing-masing tahapan perkembangan memiki karakteristik tertentu
  5. selama bayi (infancy) dan balita merupakan saat pembentukan perilaku, gaya hidup, dan bentuk pertumbuhan.
Tumbuh kembang adalah Orderly (tertib) dan sequential tetapi juga terus menerus dan komplek.
  1. Setiap orang memiliki pengalam yang sama bentuknya
  2. Setiap bentuk dan tingkat perkembangan adalah khas
Tumbuh kembang memiliki pola teratur dan dapat diprediksi;
  1. Cephalocaudal (head to tail)
  2. Proximaldistal
  3. Symetrical
Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi
Contoh syaraf tumbuh khas atau berbeda karena berespon terhadap rangsangan yang berbeda.
Perbedaan aspek dalam tumbuh kembang terjadi karena beda tahap, jumlah dan dapat dimodifikasi.
  1. tulang tumbuh cepat pada tahun pertama, selama tahun sebelum sekolah pertumbuhan tulang melambat
  2. bicara berkembang cepat pada usia 3 – 5 tahun
Tahapan tumbuh kembangspesifik untuk setiap orang
Keterampilan dan kematangan fisik dan psikologis berbeda dan khusus dari setiap orang
Teori tumbuh kembang
  1. Psychoanalisa dari Sigmund Freud
  2. Psichososial dari Erik Erikson
  3. Perkembangan Kognitif dari Jean Piaget
  4. Perkembangan Moral dari Lawrence Kohlberg dan Carol Gilligan
  5. Perkembangan kepercayaan dari James Fowler
Psikoanalisa
  1. Oral (0-18 bulan), kesenangan berpusat pada mulut
  2. Anal (8 bulan – 4 tahun), kesenangan pada anal
  3. Phallic (3 tahun – 7 tahun), tertarik pada perbedaan jenis kelamin
  4. Latency (5 tahun – 12 tahun)
    1. meningkat peran sex
    2. proses identifikasi pada orang tua
    3. persiapan berperan sebagai orang dewasa dan menjalin hubungan
  1. Genital (12 tahun – 20 tahun)
    1. Menjalin hubungan dengan hetero seksual
    2. Sexual pressures
Psikososial
Berdasarkan pada 4 konsep utama
  1. tahapan perkembangan
  2. tujuan dan tugas perkembangan
  3. krisis psikososial
  4. proses koping
Tahapan perkembangan
  1. basic trust vs mistrust
  2. autonomy vs shame & doubt
  3. initiative vs guilt (kesalahan)
  4. industri vs inferiority
  5. identity vs role confusion
  6. intimacy vc isolation
  7. generativity vs stagnation
  8. ego integrity vs despair (putus asa)
Basic Trust vs Mistrust, (Infancy, 0-1 tahun)
Pada tahap ini bayi mencari kebutuhan dasarnya seperti kehangatan, makanan dan minuman serta kenyamanan dari orang lain dengan keyakinan bahwa setiap dia membutuhkan pasti ada orang yang akan memberikan maka tumbuh pada dirinya sendiri kepercayaan (trust). Mistrust disebabkan karena inkonsistensi, ianadequate atau unsafe care.
Perilaku positif
  1. Kasih sayang
  2. Gratification (kegembiraan, kegiarangan)
  3. Recognition (pengakuan/penghargaan)
Autonomy Vs Shame & Doubt (Toddler, 1-3 tahun)
  • motorik dan bahasa berkembang
  • mulai belajar makan, berpakaian dan toilet
  • orang tua yang overprotec atau terlalu tinggi pengaharapan terhadap anak akan menyebabkan anak Shame & Doubt (malu dan ragu)
  • Perilaku positif: tergantung kepada orang tua tetapi memmandang diri sendiri sebagai seseorang yang merupakan bagain dari orang tua
Initiative Vs Guilt, (Preschool, 4 – 5 tahun)
  • kepercayaan diri tumbuh maka anak akan memiliki isisiatif
  • pengekangan menyebabkan perasaan berdosa
  • Perilaku positif: menunjukan imajinasi, imitasi orang dewasa, mengetes realitas, anticipates roles (mengharapkan peran)
Industry Vs Inferiority (School age, 6 – 11 tahun)
  • anak senang menyelesaikan ssesuatu dan menerima pujian
  • anak tidak berhasil menyelesaikan tugasnya akan menjadi inferior
  • perilaku positif: memiliki perasaan untuk bekerja atau melaksanakan tugas, mengembangkan kompetisi sosial dan sekolah, melakukan tugas yang nyata.
Identity Vs Role Confusion (Adolesence, 12 – 20 tahun)
  • banyak perubahan yang terjadi pada fisik
  • mencoba berperan dan apabila berhasil maka identitas akan terbangun akan tetapi apabila tidak akan terjadi kebingungan confusion
  • perilaku positif: percaya pada diri sendiri (self certain), memiliki pengalaman sexual, comitmen terhadap ideologi/kepercayaan
Intimacy Vs Isolation ( Young adulthood 20 – 40 tahun)
  • dewasa muda, membangun komitmen sehingga timbulah keintiman
  • apabila tidak mampu membangun komitmen anak akan mengalami isolasi
  • perilaku positif: menunjukan kemampuan untuk komitmen terhdap diri sendiri dan orang lain, memmiliki kemampuan untu mencintai dan bekerja
Generativity Vs Stagnantion ( Midle adulthood, 41 – 65 tahun)
  • memikirkan keturunan (generasi)
  • stagnasi disebabkan karena hanya memikirkan diri sendiri
  • Perilaku positif: produktif dan kreatif untuk diri sendiri dan orang lain
Ego Integrity Vs Despair (Late adulthood, 65 tahun – lebih)
  • apabila orang dewasa tua tidak mampu membangun integritas egonya maka ia akan mengalami putus asa
  • Perilaku positif; menghargai kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang, menerima siklus hidup dan gaya hidup, menerima kematian
Teori perkembangan Piaget
Jean Piaget lebih menekankan kepada perkembangan kognitif atau intelektual. Piaget menyatakan perkembangan kognitif berkembang dengan proses yang teratur dengan 4 urutan/tahapan melalui proses ini:
  1. Assimilasi, adalah proses pada saat manusia ketemu dan berekasi dengan situasi baru dengan mengunakan mekanisme yang sudah ada. Pada tahap ini manusia mendapatkan pengalaman dan keterampilan baru termasuk cara pandang terhadap dirinya dan duania disekitarnya
  2. Akomodasi, merupakan proses kematangan kognitive untuk memecahkan masalah yang sebelumnya tidak dapat dipecahkan. Tahap ini dapat tercapai karena ada pengetahuan baru yang menyatu.
  3. Adaptasi, merupakan kemampuan untuk mengantisipasi kebutuhan
Tahapan Perkembangan Piaget
Tahap
Usia
Tingkah laku yang signifikan
Sensorimotor
0 – 2 tahun
Perilaku preverbal, kegiatan motorik sederhana terkoordinasi, dapat mempersepsikan perasaan yang berbeda
Preoperasional
3 – 7 tahun
Egoscentrism: dapat menghubungkan konsep suatu benda dengan kenyataan, konsep elaborate (rumit/panjang), mengajukan pertanyaan
Concrete operation
7 – 11 atau 12 tahun
Pemecahan masalah: mulai mengerti hubungan seperti ukuran, mengetahuai kiri dan kanan, mempunyai penda[at atau sudut pandang
Formal operation
11 – 15 atau 16 tahun
Hidup dalam sekarang/nyata dan bukan sekarang/ tidak nyata, lebih mempokuskan kepada sesuatu yang mungkin, dapat menggunakan alasan ilmiah, dapat menggunakan logika
Robert J. Havighurst
Havighurst meyakini ada 6 periode atau tahap dari perkembangan.
  1. Infancy dan early childhood
  2. Middle childhood
  3. Adolesence
  4. Early Adulthood
  5. Middle Age
  6. Later maturity
6 Periode Havighurst dari Tugas Perkembangan
Periode
Tugas
Infancy dan childhood
Belajar berjalan, belajar berbicara, belajar makan makanan cair, belajar mengontrol eleiminasi kotoran dari tubuh, belajar membedakan kelamin, menerima kestabilan psikologi, membentuk konsep sosial dan fisik yang sederhana, belajar berhubungan emosi dengan orang tua, saudara (sibling), dan orang lain, belajar membedakan benar dan salah, mengembangkan nurani
Middle childhood
Belajar keterampilan fisik yang penting dalam permainan, membangun perilaku yang menunjukan diri sendiri sebagai organisme yang berkembang. Belajar mendapatkan teman sebaya, belajar menilai peran feminim dan maskulin, mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan menghitung, mengembangkan konsep yang penting dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan nilai perasaan, moral, dan skala, mendapatkan kebebasan individu, mempertahankan perilaku dalam kelompok dan institusi.
Adolesence
Menerrima keadaan fisik dan menerima peran maskulin atau feminim, mengembangkan hebungan dengan jenis kelamin yang berbeda, memiliki ketidak tergantungan emosid engan orang tua dan orang dewasa lain, memiliki jaminan ekonomi sendiri, memilih dan mempersiapkan pekerjaan sendiri, mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep dalam kehidupan sipil, mempersiapkan perkawinan, dan kehidupan berkeluarga, mendapatkan nilai dan sistem etik yang harmoni dalam memandang dunia, memiliki keinginan dan menerima tanggung jawab perilaku sosial.
Early adulthood
Memilih teman hidup, belajar hidup dengan pasangan perkawinan, memulai berkeluarga, memiliki anak, mengatur rumah, mulai mendapatkan pekerjaan, memikirkan kepentingan umum, menemukan grup hobies
Midle age
Menerima peran sivil dan tanggung jawab sosial, membangun dan mempertahankan standar ekonomi kehidupan, membantu remaja memmiliki tanggung jawab, menggunakan waktu luang untuk mengembangkan kedewasaan, menerima dan menilai perubahan psikologis usia pertengahan, mengatur waktu sebagai orang tua
Late maturity
Menerima penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, menerima pensiun dan penurunan pendapatan, menerima kematian pasangan, membangun hubungan ekplisit dengan kelompok seusia, kegiatan sosial dan melakukan kewajiban sipil, membangun kepuasan kehidupan fisik

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAMHIPERTENSI






DI SUSUN OLEH;
NAMA:HAERUL ANWAR
NIM:KP.1200867
Email:haerulanwar_stikeswh@yahoo.co.id

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
WIRA HUSADA YOGYAKARTA
TA.2012




SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan                   :Hipertensi/Darah Tinggi
Sub Pokok Bahasan           :Senam Hipertensi
Hari/Tanggal                        :Senin,04 Februari 2013
Waktu                                   :30 Menit
Sasaran                                 :Masyarakat  Babarsari  Komplek PJKA
Tempat                                  :Rumah pak RT 14 RW 04

A.Latar Belakang.
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan  lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastiS.

B.Tujuan
1.     Tujuan Intuksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, Masyarakat Babarsari Komplek PJKA dapat menjelaskan kembali tentang penyakit hipertensi dan senam Hipertensi atau Darah tinggi dengan benar.
2.     Tujuan Intruksional Khusus
a. Menjelaskan pengertian penyakit hipertensi dengan benar.
b. Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
c. Menjelaskan Manfaat hipertensi
d. Mampu mempraktikkan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi
e.Menjelaskan hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi

C. Kisi Kisi Materi
            a. Pengertian penyakit hipertensi
            b. Pengertian senam Hipertensi/ Darah Tinggi
            c. Manfaat Senam Hipertensi
            d. Cara senam Hipertensi.
            e. Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi

D. Metode
·        Ceramah, Diskusi, Praktik

E. Media
·        Laptop, Power Point.LCD, Video Senam.

F. Kegiatan Penyuluhan

No.
Kegiatan Penyuluhan
Tugas Penyuluh
Respon Audien
Waktu
1.
Pembukaan.
a.Menyampaikan salam
b. Perkenalan
c.Menyampaikan tujuan
d.Kontrak waktu
e.Tes awal
a.Menjawab salam
b.Mendengarakan
c.Memberi respon
5 Menit
2.
Kegiatan Inti
a.Menjelaskan pengertian Hipertensi
b.Menjelaskan pengertian senam hipertensi
c.Menjelaskan Manfaat senam hipertensi
d.Mempraktikkan cara senam hipertensi.
e.Hal hal yang perlu di perhatikan

·        Tanya jawab.
a.Mendengarkan dengan seksama









b.Memberikan Pertanyaan
15 Menit
3.
Penutup
a.Menarik kesimpulan

b.Mengucap salam penutup
a.Mendengarkan dan mencatat
b.Menjawab salam.
5 Menit
G. Kepanitiaan/ Pengorganisasian
   Moderator+ Penyaji : HAERUL ANWAR

H. Setting Tempat Penyuluhan
·        Denah :~Penyaji
  ~Masyarakat

I. Rencana Evaluasi Kegiatan
1.   Apakah pengertian dari hipertensi?
2.  Sebutkan pengertian senam hipertensi!
3.  Sebutkan Manfaat senam hipertensi!
4.  Sebutkan bagaimana Cara senam Hipertensi.
5.  Sebutkan  Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi.

J. Evaluasi Hasil
a. Mampu Menjelaskan pengertian penyakit hipertensi dengan benar.
b. Mampu Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
c. Mampu Menjelaskan Manfaat hipertensi/Darah tinggi
d. Mampu mempraktikkan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi
e.Mampu Menjelaskan hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi

K. Referensi
·        Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to Athletic Performance. 2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.
·        Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
·        Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
·        John MF Adam. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
·        Made Astawan. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan.
·        www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20&Itemid=3 - 23k - (online 11 Juni 2007).
·        http://www.indomedia.com/intisari/1999/september/hipertensi.htm (online 31 Juli 2007)
·        Niniek Soetini. Meningkatkan Stamina Penderita Hipertensi. http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=5393. (online 11 Juni 2007).

L. Tanda Tangan Pengesahan



Yogyakarta,04 Februari 2013
                                                                                             
Pembimbing/Penguji




(                                      )



 

Lampiran Materi

PENYAKIT HIPERTENSI/DARAH TINGGI
(Senam Hipertensi)
A.pengertian hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri (nadi) secar terus-menerus lebih dari suatu periode.hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah. Udjianti, 2010.
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg.
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut sebagai borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tidak membedakan usia dan jenis kelamin.

B.pengertian senam hipertensi
Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan senam , karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya. Hal ini merupakan usaha preventif/pencegahan tujuannya untuk meningkatkan jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh dalam waktu tertentu.

C.Manfaat senam hipertensi
Manfaat senam Hipertensi  adalah sebagai berikut :
 Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar lemak yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: Pinggang, Paha, Pinggul, Perut dan lain-lain.
Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya.
Bila seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat merupakan suatu program penurunan berat badan.

D.cara Senam Hipertensi
Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat. Untuk itu, perlu Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya harus bertahap dan tidak boleh memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas ringan dapat dilakukan perlahan sesuai kemampuan.Menurut Niniek Soetini SSt Ft, Fisioterapis Siloam Hospitals Surabaya, contoh latihan yang bisa diterapkan setiap hari adalah sebagai berikut:
Pemanasan:
1. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain.
2. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung.
Inti:
·        GERAKAN - GERAKAN TANGAN
1.Mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke samping, ke belakang
2.Gerakan tangan membuka dan menyilang
3.Mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke samping
4.Gerakan tangan meninju, ke depan, ke samping, ke atas, ke bawah, dan menyilang
5.Gerakan mengayun satu tangan atau dua tangan
6.Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk, tangan menepuk paha, bahu, dan lain sebagainya
·        GERAKAN - GERAKAN KAKI
1.Berjalan di tempat
2.Berbaris
3.melangkah satu atau dua langkah
4.Melompat satu kaki atau dua kaki ke samping, ke depan, dan ke belakang
5.Mengangkat lutut
6.Tendangan, ke belakang, ke depan, dan ke samping
7.Geraka cha cha cha
8.Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan lain sebagainya


Pendinginan:
1. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya dan tahan dengan hitungan sama.

E.Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi
Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan senam  secara rutin dengan takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat perhatian:
1. Jika kelebihan berat badan.
Seseorang yang mengalami kelebihan bobot badan, kemungkinan mengalami hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat. Resiko itu akan terus meningkat dengan bertambahnya bobot badan. Menurnkan bobot badan merupakan strategi sangat efektif dlam mengatur pola hidup untuk menormalkan tekanan darah. Bila kita berhasil menurunkan bobot badan 2,5 – 5 kg saja, tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg. Penurunan bobot badan 10 kg dapat melipatduakan perbaikan ini.
2. Kurangi asupan natrium (sodium).
Ternyata, bila seseorang mendapat asupan garam secara berlebihan dalam jangka waktu lama kemungkinannya mengalami tekanan darah tinggi juga lebih besar. Karena itu, kurangi asupan garam sampai kurang dari 2.300 mg (satu sendok teh) setiap hari. Dalam banyak penelitian diketahui, pengurangan konsumsi garam menjadi setengah sendok teh per hari, dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 2,5 mmHg. Pengaruh ini kebanyakan terjadi pada para lansia.
3. Usahakan cukup asupan kalium (potassium).
Kalium banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur. Mineral ini menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama air kencing.Dengan setidaknya mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3 - 5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan potasium yang cukup.
4. Batasi konsumsi alkohol.
Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para peminum berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar ketimbang mereka yang tidak minum-minuman beralkohol. Jelaslah, kalau mereka menghilangkan kebiasaan tersebut, tekanan darahnya akan turun.

F.Referensi
·        Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to Athletic Performance. 2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.
·        Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
·        Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
·        John MF Adam. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.Made Astawan. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan.
·        www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20&Itemid=3 - 23k - (online 11 Juni 2007).
·        http://www.indomedia.com/intisari/1999/september/hipertensi.htm (online 31 Juli 2007)
·        Niniek Soetini. Meningkatkan Stamina Penderita Hipertensi. http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=5393. (online 11 Juni 2007).