MAKALAH
KONSEP DASAR
MANUSIA
TEORI
KEPERAWATAN MENURUT IMOGENE KING
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji syukur
penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas
mata pelajaran Konsep Dasar Keperawatan dengan membahas Imogene King
dalam konsep dan teori-teorinya dalam keperawatan dalam bentuk makalah.
Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan rekan-rekan kami, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu
tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Konsep Dasar
Keperawatan di Stikes Madani.
Dalam
Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada rekan-rekan yang membantu dalam menyelesaikan penelitian
ini.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya
penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu
keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan
harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang
senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi
keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori
keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat
suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir dengan smbol-simbol yang
nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara
langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan
atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan
sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model
konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Dalam
tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).
B. TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Meningkatkan
pengetahuan calon-calon perawat
tentang konsep dan teori keperawatan
Imogene King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam bidang keperawatan nantinya.
2.
Tujuan Khusus
a. Mahasiswa
meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar manusia sebagai calon perawat.
b. Mahasiswa
terbantu secara teori dalam memahami dunia keperawatan
c. Mahasiswa
memahami konsep keperawatan yang penekanan perawatan sebagai ide moral
d. Mahasiswa mampu
menerapkan konsep dan
teori keperawatan sedini mungkin
C. SISTEMATIKA
PENULISAN
Makalah
ini tersusun berdasarkan bahasa EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Makalah ini
terdiri atas 3 Bab yaitu : Bab I. Pendahuluan, Bab II. Isi, Bab III. Penutup.
Referensi makalah ini terdapat dalam dua sumber yaitu buku dan internet.
D. RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah yang
dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan teoridan model keperawatan?
2. Bagaimanakah
karakteristik teori Imogene King tentang keperawatan dan apa sajakah
faktor-faktor yangmempengaruhi teori keperawatan?
3. Bagaimanakah
pandangan Imogene King tentang model konsep dan teori keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG KEHIDUPAN DAN PRESTASI YANG DI RAIH IMOGENE KING
Lahir 18
November 1908, di Philadelphia, PA, putri dari Yusuf Fernandez (anorchestra
pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis,
Brady) Menikah Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955);
menikah Raja Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); anak tiri: dua anak, satu
anak perempuan.
Imogene King
meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of Nursing di
st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat
karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in
Nursing Education dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education
bidang pendidikandari Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun
1961. meraih gelarPh.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980.
Tahun
1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di
Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a
theory : general concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara
1966 dan 1968 menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi
keperawatan dalam departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari
tahun 1968-1972 menjabat ssebagai kepal sekolah keperawatan di TheOhio State
University, Columbus.Manuskrip buku pertamanya“Toward a Theory For Nursing:
General Concepts of Human Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan di
publikasikan 1972 menjabat pada tahun 1971.
Ia kembali
ke Chicago tahun segai professor di program LoyolaUniversity. Tahun 1978-1980
menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical
Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense
Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun
1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya “A Theory For
Nursing: System, Cocepts, Process” dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan
di terbitkan tahun 1981.
Dia adalah
anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiation dan
beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang
berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986.
B. SUMBER-SUMBER TEORITIS
King
menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan dari
buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi
ilmu perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para
peneliti dan praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa
dalam situasi-situasi keperawatan spesifik. Dalam buku pertamanya ia
mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang
dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan profesional dan menyajikan
suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang melembangkan
pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam
keperawatan.
Dalam suatu
konferensi para ahli teori ilmu keperawatan, ia menyatakan Sistem Teori dari
Ilmu tentang perilaku membawa pengembangan "dynamic interacting
system" Ia menjeleskan dalam sistem ini ada tiga level operasi yang
berbeda yaitu:
1.
Individu-individu
2.
Kelompok-kelompok
3.
Masyarakat
Dalam buku
keduanya ia menyatakan jika tujuan perawatan adalah memperhatikan kesehatan individu-individu
dan penanganan kesehatan kelompok, dan jika seorang menerima premis bahwa
manusia merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, maka
kerangka kerja konseptual ilmu perawatan harus diorganisasi untuk menghubungkan
ide-ide ini.
Konsep-konsep
dan definisi-definisi karyanya digali dari banyak sumber. Yaitu :
1. E. Erikson
2. A.L Gessel
3. Gibson
4. L. Hall
5. A.T. Jersild
6. J. Piaget
7. I. Orlando
8. H. Peplau
9. H. Selve
2. A.L Gessel
3. Gibson
4. L. Hall
5. A.T. Jersild
6. J. Piaget
7. I. Orlando
8. H. Peplau
9. H. Selve
C. PENGGUNAAN BUKTI - BUKTI EMPIRIS
Berkaitan
dengan "perception" King menguji penelitian F.H Allport, K.L Kelley
dan K.R Hammond, dan W.H Ittleson dan H. Cantril dan yang lainnya. Dalam
pengembangan definisinya mengenai "space", R. Sommer dan R. Ardrey's
sering di gunakan dan penelitian B.B Minkley's telah dicatat. Untuk
"time" Pekerjaan D. Orem di akui. Dalam memeriksa
"communication", teori-teori dan model-model P. Watzlawick, J.H
Beavin dan D.D Jackson, dan D. Krieger dicatat. Hasil penelitian oleh J.F
Whiting, I. Orlando dan J.Bruner telah diperiksa untuk
informasi"interaction " Dan" transact ion". Teory
pengetahuan J. Dewey, berkaitan denganself- action,dan interaksi dalam
mengetahui dan diketahui, dan penelitian A. Kuhn mengenai transaksi juga
digunakan.
Dia
membangun kerangka kerja konseptual yang terdiri sistem tebuka yang meliputi
tiga bagian "kesadaran dinamis kompleks tingkah laku manusia dalam tingkah
laku keperawatan yang membuat formulasi kerangka kerja konseptual yang
mencerminkan sistem personal, interpersonal, dan sosial sebagai domain
keperawatan. Masing-masing dari komponen tersebut menggunakan manusia sebagai
elemen dasar karena sebagai individu, manusia menukar materi, energi, dan
informasi dengan individu lain dan lingkungan. Individu-individu berada dalam
sistem personal. Sistem-sistem intrepersonal, atau kelompok, dibentuk ketika
dua individu atau lebih berinteraksi. Sistem interaksi akhir berisi kelompok
dengan kepentingan dan kepedulian yang sama dalam masyarakat dan di sebut
sebagai sistem sosial.
D. KONSEP UTAMA DAN DEFINISI-DEFINISI
Konsep-konsep
utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut :
1.
Interaksi
sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan orang
dengan orang, di representasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang di
arahkan untuk mencapai tujuan.
2. Persepsi
sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
3. Komunikasi
sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya, baik
secara langsung atau tidak langsung.
4.
Transaksi
sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian tujuan.
5. Peran sebagi
seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki posisi dalam
system sosial,peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban.
6. Stres adalah
tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7. Pertumbuhan dan pengembangan sebagai
perubahan terus-menerus dalam diri individu secara selular, molekular, dan
tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif untuk menolong individu-individu
bergerak menuju kedewasaan.
8. Waktu
sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
9.
Tempat
sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu merupakan
durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap manusia.
E. BENTUK LOGIKA
King
mmenunjukan dalam The second Nurse Educatoris bulan Desember 1978, yang mana
pengembangan teori di tampilkan dengan menggunakan logika induksi dan deduksi.
1. Pribadi (Person)
Asumsi
spesifik berhubungan dengan orang :
a. individu-individu
makhluk social
b. individu-individu makhluk ber’sense’
c. individu-individu makhluk rasional
d. individu-individu makhluk perasa
e.
individu-individu
makhluk pengontrol
f. individu-individu makhluk bertujuan tertentu
g.
individu-individu
makhluk berorientasi tindakan
h. individu-individu makhluk berorientasi waktu
King menulis individu-individu
memiliki hak mengetahui mengenai diri mereka,hak untuk berpartisipasi dalam
membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya, kesehatan mereka dan
pelayanan masyarakat dan hak untuk menerim atau menolak perawatan kesehatan.
2. Kesehatan
(Health)
Kesehatan di
pandang sebagai bagian dinamik dalam lingkaran kehidupan. Kesehatan
mempengaruhi pengadaptasian terus-menerus terhadap stres. Didalam lingkungan
internal dan eksternal melalui kegunaan optimum sumber-sumber manusia untuk
meraih potensi maksimal bagi kehidupan keseharian.
Kesehatan
merupakan fungsi bagi perawat, pasien, psikiater, keluarga dan
interaksi-interaksi lain.
3. Lingkungan
(Environment)
King
menyatakan ”pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi dengan lingkungan
mereka untuk mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi perawat”. Pencocokan
kehidupan dan kesehatan di pengaruhi oleh interaksi individu dengan masyarakat,
setiap manusia menerima dunia sebagai totalitas orang dalam membuat transaksi
dengan individu dan benda-benda di lingkungan.
F. PENERIMAAN
OLEH KOMUNITAS ILMU PERAWATAN
1. Praktek
Hubungan
dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupakan satu fungsi
interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori ”Karena
ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatan
atau program-program yang konkret dalam ilmu perawatan”. Pada saat data empiris
dapat teridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna
dan dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata.Teori ini dan GORN
(The Goal Oriented Nursing Record) berguna dalam praktek perawat untuk
menyediakan rencana-rencana individual dan perawatan pada saat menyemangati
partisipasi aktif dari klien dalam fase membuat keputusan. GORN merupakan satu
pendekatan dalam keefektifan dokumen perawatan keperawatan.
2. Pendidikan
Kerangka
berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design kurikulum
progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston.
Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir.
Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan
hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan
profesi perawat,Pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan
keperawatan sebagai disiplin ilmu.
3. Penelitian
Penelitian
dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit,
diperawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang
akan datang, komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.
G. PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT
Ia
menyatakan ”banyak profesi yang memiliki misi utama dalam menyampaikan
pelayanan sosial memasyarakatkan penelitian yang berkelanjutan untuk menemukan
pengetahuan baru yang akan di terapkan untuk memperbaiki praktek dasar bagi
praktek keperawatan adalah pengetahuan, aktivitasnya di jaga oleh keintelekan
dan pengaplikasian intektual yang di terakan dalam praktek nyata.
H. TINJAUAN KRITIS
1. Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa
definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas karena ia
menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para
perawat harus menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia
memberikan contoh pengaruh negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor
dan overload sensor. King menyatakan bahwa definisi-definisinya sangatlah jelas
dan diturunkan secara konseptual dari identifikasi karakteristik. Ia menyatakan
bahwa kritik-kritik, menyatakan contoh kegunaan pengetahuan konsep-konsep
keperawatan, namun contoh itu bukanlah definisi konsep. Ia berpikir bahwa
kebanyakan kritik tidak berbeda dengan definisinya dari pembuat stres dan
mereka berbeda.
2. Keumuman (generality)
Keterbatasannya
penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak dapat
berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien
koma, bayi yang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai
bahwa kritik menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang,
peristiwa, dan situasi yang tidak mungkin.
3. Kesesuaian empiris
Masih dalam
tahap-tahap awal, King mengumpulkan data empiris dalam proses interaksi
perawat-pasien yang membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat diajari
tujuan dan apabila itu digunakan dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat
diukur bersama dengan keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya
relatif baru pengujian empiris dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan
diantara konsep-konsep tersebut.
THEORY OF GOAL ATTAINMENT (1971)
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam
keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat
dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif
dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul
tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) pada tahun 1971.
King mengidentifikasi kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka,
dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar
terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai
sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi
yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan
lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan
kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic
Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal
systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi
sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).
Asumsi dasar King tentang manusia
seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol,
tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being
ini, King telah menderivat asumsi tersebut lebih
spesifik terhadap interaksi perawat dengan klien.
1.Persepsi
dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
3.Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
3.Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima
atau menolak pelayanan kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda.
Human
being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :
1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan.
2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit.
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.
Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.
1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan.
2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit.
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.
Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.
Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)
dan asumsi dasar tentang human being, King menderivatnya menjadi teori
Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori
pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang
(perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi
pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status
kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya.Dalam interpersonal systems
perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space).
Menurut
King intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan
dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi
aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana
konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan,
meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan.
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan.
3.
Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang
kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4.
Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam
pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku
dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
A. Kerangka
Konsep Imogene M. King
King
mengemukakan dalam. kerangka konsepnya,
hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan
keperawatan.
Sistem Personal
Menurut king
setiap individu adalh sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem personal
konsep yang relevan adalah sebagai berikut :
1.
Persepsi
Persepsi adalah gambaran
seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian. Persepsi berbeda dari
satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu,
latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah
universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau
personal
2.
Diri
Diri adalah
bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah
individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri
adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.
Perturnbuhan dan perkembangan
Tumbuh kembang meliputi
perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini biasnya terjadi dengan
cara yang tertib, dan dapat diprediksikan walaupun individii itu berfariasi, dan
sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti clan memuaskan. Tumbuh kembang
dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia
bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.
3. Citra Tubuh
King mendefinisikan
citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain
untuk penampilanya.
Ruang
Ruang adalah universal
sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual,
situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu,
transaksional, atau berdasarkan
pada persepsi individu
terhadap situasi. Defmisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua
arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan pcrilaku
orang yang menempatinya.
4.
Waktu
King mendefisikan waktu
sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian yang lain merupakan
pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan
kejadian yang lain.
Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interkasi antraa manusia. Interaksi
antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep
yang relefan dengan sistem interpersonal adalah interkasi,
komunikasi, transaksi, peran dan stress.
5.
Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah
laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal
balik.
6. Komunikasi
King mendefmisikan
komunikasi sebagai proses
dimana informasi
yang diberikan
dari satu orang keorang
lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau
tulisan kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal,
non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam
waktu, personal, dan dinamis.
Komunikasi dapat dilakukan
secara lisan maupun tertulis
dalam menyampaikan ide-ide satu
orang
keorang lain.
Aspek perilaku
nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah
jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
7.
Transaksi
Ciri-ciri transaksi
adalah unik, karena setiap
individu mempunyai realitas
personal
berdasarkan persepsi mereka.
Dirnensi
temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman
atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu
8.
Peran
Peran
melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai
pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran yaitu,
peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang yang meriducuki posisi di
social sistem, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban
yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang
atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
9.
Stress
Definisi stress menurut
king adalah suatu keadaan
yang dinamis dimanapun manusia
berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan,
perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informasi
antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
Stress
adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-menerus
terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi
yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lain, individual,
personal, dan subyektif.
10.
Sistem
Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem
pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan
untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktek-praktek
dan aturan (George, 1995).
Konsep yang
relevan dengan sistem sosial adalah
organisasi, otoritas,
kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
11.
Organisasi
Organisasi bercirikan
struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan
formal dan infonnal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau
organisasi.
12.
Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses
transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari
pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam
organisasi berhubungan dengan wewenang.
13. Kekuasaan
Kekuasaan
adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam
organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi
pada tujuan.
Pembuatan
keputusan
Pembuatan
atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan
pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses
yang terns menerus, dan berorientasi pada tujuan.
14. Status
Status bercirikan
situasional, posisi ketergartungan dapat
diubah.
King mendefinisikan status
sebagai posisi seseorang
didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya
dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenai bahwa status
berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
B. Asumsi King
King
rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun
irnlisit. Asumsi eksplisit meliputi:
1.
Fokus sentral dari
keperawatan adalah interaksi dari
manusia dan lingkunganya,
dengan
tujuan untuk kesehatan manusia
2. Individu adalah
sosial, mengirim. rasional,
reaksi, penerimaan, kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu.
3. Proses
interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta perawat.
4. Manusia sebagai
pasien mempunyai hak
untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam
membuat keputusan mempengaruhi kehidupannya, kesehatan, dan
pelayanan komunitas dan
menerima atau menolak keperawatan,
5. Tanggung
jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu tentang
semua aspek ki sehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambil
keputusan.
6.
Tujuan dari memberi
pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama.
Sedangkan
asumsi implisit
meliputi :
1.
Pasien ingin
berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. Pasien
sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau
pengambilan keputusan.
3. Individu
mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4.
Individu mempunyai
hak untuk menerima atau
menolak kesehatan.
C. Pandangan
King Terhadap Keperawatan
Konsep
Manusia
King memandang manusia sebagai suatu
sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda,
energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya
meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai
sistem personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem
interpersonal. Sistem social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan
dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat
Konsep
Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem
sosial yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem
lainya secara terbuka/ Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang
menunjukkan penukaran masalah, energi,
informasi dengan keberadaan
manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi
yang diatur secara terus
menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Konsep
Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman
hidup manusia yang dinamis,
yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan ekstemal
melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki
oleh rsseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari yang
maksimal.
Konsep
Keperawatan
King
menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan
perawat meliputi
komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan,
menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya
suatu persetujuan dan membuat transaksi.
D. Analisa
Teori
Berdasarkan model konsep dan
teori keperawatan king dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut King
adalah sebagai proses aksi,
reaksi, dan interaksi perawat dan klien yang secara bersama-sama memberikan
informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses
interaksi humanis antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan
situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan
tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan.
Tahapan prosedur analisa teori :
1.
Sumber Teori (Origins)
Dalam
menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang
dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of
Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan
literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja
Konseptual Keperawatan”
(A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972. King menyimpulkan teori keperawatan sebagai
berikut:
a. Gambaran
yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan
keperawatan.
b. Pada
periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat
adalah individual dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada
tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu sistem,
konsep dan proses”.
Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori
sistem dari ilmu perilaku mendukung
pengembangan interaksi yang dinamis”.
King mengidentifikasi sistem
yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal sistem (individuals),
interpersonal sistem (groups) dan sosial sistem (keluarga, sekolah, industri,
organisasi sosial, sistem elayanan
kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems.
Hal ini timbul
dari asumsi dasar King bahwa jika
tujuan
keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan
kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan
suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual hams
diorganisir untuk menggabungkan ide-ide.
Menurut
King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia
sebagai individu, kelompok dan masyarakat
dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada
pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan uang
(Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model leori induktif yang
memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, discusi, penelitian dan
lain-lain.
2.
Makna
(Meaning)
King
mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan
dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang diperkuat oleh dua
metode:
a. Teori
keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
b. Prosedur
lain dapat juga dengan menelusuri
ulang dan dapat diteliti dengan
pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment
Manfaat
dari teori ini adalah:
a.
Mengkontribusi pada
pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
b. Dapat dijadikan
sebagai rujukan dalam
memperbaiki praktek keperawatan.
c. Konsep
teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi
untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang
spesifik.
d.
Sebagai pendekatan
untuk menyeleksi dan
memilih konsep yang dijadikan dasar praktek keperawatan
profesional.
Keterkaitan dari
beberapa pernyataan King dan konsepnya :
a.
Beberapa penjelasan
konsep cukup konsisten.
b. Konsep
yang satu dengan konsep yang lainnya
cukup jelas dalam membentuk
suatu teori.
3.
Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)
Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada
setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem
ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat
dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.
4.
Manfaat (Usefulness)
Banyak
riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien
dan sistem pelayanan
keperawatan. Walaupun teorinya
bersifat abstrak dan tidak dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan
program pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka
teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan
baru dapat diaplikasikan. Perawat-perawat yang in gin mengaplikasikan teori ini
pada praktek keperawatan, harus mempunyai
pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori
pencapaian tujuan (Goal
Attainment) dan memiliki kemampuan
untuk membuat perencanaan keperawatan
individu sambil mendorong
partisipasi aktif pasien dalam fase
pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali
melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan keperawatan.
5.
Generalisasi (Generalizability)
Teori pencapaian tujuan
dapat dipergunakan
dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan,
tetapi teori ini juga mernpunyai
keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu
berinteraksi dengan perawat, contohnya : Klien koma, bayi baru lahir dan pada
kasus-kasus psikiatri.
6.
Parsimony
Konsep-konsep
dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami
meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.
BAB III
PENUTUP
Setelah menguraikan
msalah dan semua teori-teori dari Imogene King di atas maka dapat kami tarik
kesimpulan bahwa banyak sekali konsekuensi-konsekuensi yang bermanfaat dalam
praktek keperawatan. Serta sosok seorang Imogene King yang selalu aktif
memberikan pemikiran-pemikiran untuk kemajuan para perawat, agar menjadi
perawat yang professional.
Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada interpersonal systems. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang.
Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada interpersonal systems. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang.
Teori King merupakan serangkaian
konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek
keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan
tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan
dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh
pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan
mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Beberapa
penjelasan konsep cukup konsisten, Konsep yang satu dengan konsep yang
lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan
pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.
Selain dapat menyesuaikan pada
setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi
sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai
keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu
berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada
kasus-kasus psikiatri.
Perawat-perawat yang ingin
mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan
dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan
memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil
mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputus
A. KESIMPULAN
1. Agar teori bermanfaat dalam praktek keperawatan, teori tersbut harus fokus
minimalnya terhadap satu ospek proses perawatan.
2. Teori Imogene King memfokuskan kepada fase-fase perencanaan dan
implementasi dala proses perawatan.
3. Perawat dan pasien saling memikirkan pencapaian tujuan yaitu kesehatan yang
di inginkan.
4. Penelitian sarana-sarana untuk mencapai tujuan bertransaksi dan meraih
tujuan yang sempurna.
B. SARAN
1. Sebagai calon seoran perawat, hendaklah kita bisa mencontoh teori-teori
dari para pencetus teori keperawatan yang telah ada, khususnya teori Imogene
King
2. Dalam penelitian hendaklah dibuat dan diadakan untuk di terapkan di unit
rumah sakit, di perawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang &
masa yang akan dating, komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.
3. Hubunag dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupan
satu fungsi interaksi antara individu, group dan lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar